Bagaimana kabar, pemilik hati yang selalu disemogakan?
Kerap kata amin menghiasi sudut bibirku sebagai tanda penutup harapku, yang dengan setia melantunkan ayat-ayat doa disetiap malamku.
Ini bukan kali pertama, kedua, ataupun ketiga. Tapi untuk yang kesekiankalinya.
Mungkin, malaikat pemelihara hati pun bosan. Membuatnya enggan menjawab doaku. Yang tiada henti menyebutkan nama ITU.
Ah bagaimana bisa Engkau bosan!
Tidakkah Engkau memikirkan bagaimana aku yang mengharap ia datang menemuiku?
Setiap hari, bahkan disetiap sudut pikiranku.
Wahai Engkau malaikat pemelihara hati!
Adakah cara yang dapatku tempuh untuk memiliki hati yang sedang kau pelihara?
Dan
Untuk pemilik hati!
Tak bisakah kau menoleh barang sejenak, ada hati yang tengah berharap. Disini! Di tempat ini. Pada hati yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar