RENUNGAN PILEG 2014 BAGI PAPUA


Pemilu Legislatif  (Pileg) Indonesia 2014 memang kacau balau. Anda yang kalah -secara wajar atau tidak wajar- tidak perlu kecewa, stress, apalagi mengomel dan memberontak. Anda yang menang akan terlahir sebagai politisi busuk, karena politik kolonial Indonesia memang busuk. Ibarat air jernih dimasukan kedalam wadah yang kotor, begitulah politisi Papua yang masuk dalam wadah politik kolonial yang kotor akan menjadi kotor, sebersih apapun anda.

Orang Papua yang mengejar kekuasaan politik Indonesia dalam Pileg 2014 kemarin harus mengambil makna bahwa sistem berdemokrasi yang kacau balau adalah bukti kebobrokan penyelenggaraan sistem politik kolonial. Tidak akan pernah ada sistem demokrasi yang baik dalam kekuasaan politik kolonialisme. Sebaliknya, demokrasi yang bobrok tidak akan melahirkan politik dan politikus yang baik. Dan sudah tentu, janji-janji perubahan dalam kolonial Indonesia hanya menjadi ilusi semata.
Yang memprihatinkan juga, praktek ini tidak hanya membodohi, memanipulasi dan mengeksploitasi rakyat Papua, tetapi membudayakan rakyat Papua. Kalau ini terus membudaya, sudah tentu konflik sesama keluarga, sesama suku dan sesama bangsa- bangsa Papua- akan terbuka,
Kondisi ini tentu menjadi ancaman  yang tidak hanya memiliki tujuan membebaskan teritori Papua dari kungkungan kolonialisme Indonesia, tetapi juga dalam membentuk sistem politik yang demokratis dan terpimpin bagi rakyat Papua kedepan.
Sudah terlalu jauh kita terbawa dalam sistem berpikir kolonial. Sudah saatnya kita membuka realita Papua yang terselubung. Sudah waktunya kita menentukan langkah kita, menentukan arah politik kita. Yah, kita sendiri, yakni membangun struktur politik kita melalui sendiri. Sudah saatnya kita membangun lembaga politik sebagai tempat membangun nilai diri, ideologi, sistem berdemokrasi, sistem berpolitik kita sendiri. Kita pasti bisa!

Post. By. Manchaw_Black Virus_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar