How Do You Do It? (To My Self)



Dok Pribadi

Aku tak tahu mengapa
Yang aku tahu, ada sesuatu yang salah
Setiap waktu terlihat begitu hidup
Begitu riang…
Begitu bersinar…
Beritahu aku bagaimana dirimu melakukan hal itu?
Bagaimana segalanya begitu tak terlihat?
Bagaimana semuanya dapat tersamarkan?
Yang aku tahu
Seharusnya engkau menangis
Seharusnya engkau meratap
Seharusnya engkau rapuh
Sekali lagi beritahu aku, how do you do it??
Agar aku dapat melepaskan semuanya
Agar aku dapat memperlihatkan pada dunia
Betapa deritamu seharusnya
Betapa tangismu seharusnya
Betapa rapuhnya dan ringkihnya
Kompromilah dengan hati dan jiwamu
Just tell me, how do you do it.

RINDU TAK TERBAYANG

Otakku penuh sesak dengan pikiran
Tapi bayanganmu menyelinap masuk
Menghuni di dalam sel-sel kecilku
Hadir di setiap helaan nafasku
Menyelisip di setiap hembusan
Membayang di balik jiwaku
Mencengkeram kuat dalam hati
Menggenggam erat nadiku
Mengalir bersama darahku
Kau selalu terkenang
Melejang sunyi di hati ini
Kuingat senyummu yang lugu
Kuingat tatapanmu yang luru
Menghunjam menembus kalbu
Kau yang aku rindu selalu
Tapi sulit menggambar wajahmu
Dalam benakku yang kuyu
Tapi aku yakin itu kau
Yang kurindu walau tak terbayang.

Determinasi Rindu

DETERMINASI RINDU

 Ada rindu memburam
Saat bayangmu melintas
pada kaca jendela,
usai turun hujan
Titik airnya jenuh, luruh
Membelah wajahmu tepat jadi dua
Cemburuku tersulut seketika,
entah pada siapa
Ada enggan bersemayam
Saat tanya membalik sapa
Kutaklukkan jika dan andai saja
Berharap mungkin, meski tak yakin
Mataku mengatup, imaji terpancing liar
kulukis gairah di dinding kamar
Berpacu dan beradu pada titik cemas
Mengeja hasrat tak tertahan dan lepas.

KAU DALAM KEPINGAN MALAM


 Malam telah menyapa. Terang sewaktu senja tadi sudah berganti menjadi gelap. Namun gemintang merangkul malam. Maka akupun memandangi mereka. Disana ada kau! Ya, kau! Tepat disela-sela arakan awan dan bintang yang nyaris redup. Maka aku tidak berkedip.
Aku berharap puas jika sudah memandangimu lewat malam. Ah, bodoh. Padahal rindu tetap saja rindu. Ia tetap terpatri dengan gagah sebelum aku bertemu kau. Bagaimana mungkin aku bisa menghilangkan rindu berharap pada malam? Ah, bodoh.
Aku bosan berada pada situasi jauh seperti sekarang. Hanya memandangimu lewat partikel alam semesta. Entah itu angin, entah itu awan, entah itu senja, entah itu hujan. Oh, benar, hujan! Aku rindu saat hujan mengguyur basah kedua bola mata kita. Saat itu sulit untukku mengedipkan kedua mataku, aku rasa karena hujan, ternyata karena kau. Ah, ingatan itu lagi. Aku muak mengingatnya, karena pada nyatanya aku susah mengulang kejadian yang persis seperti itu.
Dengar, aku sulit tertidur saat kau mulai memainkan ingatanku. Karena saat itu, aku merasa bersalah sudah melepasmu yang harusnya tetap aku genggam. Harusnya aku menjagamu tetap dekat. Harusnya aku memberanikan diri untuk bertahan. Harusnya aku dan kau tetap menjadi “kita”. Tapi tidak. Tidak.
Terimakasih telah singgah. Salam hangat N selamat malam.

#MANCHAW